MOTIVASI
MENJALANKAN USAHA KECIL
A. PENDAHULUAN
Saperti perkataan wirausaha yang telah sukses dan juga para pakar bisnis, bahwa: “tidak ada satu strategi usaha yang paten untuk dijadikan patokan mutlak (absolut) dalam menjalankan sebuah usaha sampai dapat sukses”. Alasannya lingkungan ekonomi mikro dan makro dari sebuah usaha selalu berubah setiap waktunya, begitu juga situasi dan kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti.
Dalam siklus hidup usaha, masalah/hambatan akan selalu ada, mulai dari tahap awal (perkenalan) usaha, sampai dengan penurunan usaha. Tahap-tahap penting dalam siklus hidup usaha dan masalah perlu diketahui oleh seoraang wirausaha.
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Masalah yang sering dihadapi oleh seorang wirausaha saat mulai memperkenalkan usahanya adalah sebagai berikut:
a. Produknya tidak diterima di pasar.
b. Strategi promosi yang kurang meyakinkan konsumen.
c. Pemilihan lokasi yang tidak mewakili persepsi konsumen.
d. Ketidakcukupan kualitas produk untuk bersaing.
e. Ketidakcukupan modal untuk menjalankan usaha.
Pada tahap perkenalan, hendaknya wirausaha menggencarkan produksi untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat.
2. Tahap Peretumbuhan (Growth)
Pada tahap ini, usaha berada dalam kondisi menghasilkan laba. Wirausaha harus mulai berpikir untuk mengamankan kegiatan usaha dari setiap kejadian dan perubahan di pasar yang dapat menyebabkan kondisi perusahaan tidak stabil. Salahsatunya adalah dengan berhemat (efisiensi) dan menabung guna mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi.
3. Tahap Mapan (Mature)
Tahap ini merupakan tahap yang paling baik diantara tahap-tahap yang lain. Wirausaha harus membuat kreasi/inovasi usaha agar tidak terjadi penurunan usaha.salahsatunya dengan cara berpikkir kreatif untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Perubahan usaha, pasar, dan tren tidak selalu stabil dan tidak dapat diprediksi sehingga wirausaha harus terus mengamati dan mengikuti arah perubahan pasar, usaha, dan tren. Hal ini sebagai antisipasi terhadap kesulitan, dan masalah, serta untuk mendapatkan peluang untuk membawa kegiatan usaha keluar dari krisis. Pada tahap ini, usaha telah mengalami kemerosotan. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat penjualan/pendapatan dan berkurangnya kepuasan pelanggan sehingga membutuhkan kerja keras, kreativitas, dan strategi baru untuk membangkitkannya kembali.
Da setiap tahapan usaha, semuafaktor penggerak perubahan harus diperhatikan dalam melakukan penetapan kebijakan strategi usahanya.jadi, strategi usaha itu harus bersifat.
1. Dinamis, yaitu selalu mengikuti perkembangan dan perubahan zaman.
2. Efektif, yaitu dapat disesuaikan dengan perubahan arah persaingan dan pasarnaya.
3. Efisien, yaitu berorientasi pada factor biaya dan harga sebagai akibat biaya yang ditimbulkan oleh perubahan baik itu dari segi biaya produksi, biaya pemasaran, maupun distribusinya.
4. Antisipatif,yaitu dapat dikembangkan untuk disesuaikan dan dievaluasai menuju arah perubahan.
5. Fleksibel, yaitu tidak kaku dan dapat diperbarui.
B. MENGELOLA BAHAN DAN FASILITAS
1. Mengelola Bahan
Bahan adalah benda yang dapat dibuat sesuatu, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Persediaan bahan tidak harus dalam jumlah yang besar karena mengandung banyak risikodan masalah sepereti:
a. Risiko hilang dan rusak.
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi.
c. Risiko using.
d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar.
Sedangkan persediaan yang terlalu kecil mengandung risikokehabisan persediaan yang dapat merugikan wirausaha.
Jenis usaha yang memproduksi barang (manufaktur), biasanya memiliki tiga jenis persediaan bahan baku yang dihitung berdasarkan tingkat perputarannya, yaitu:
a. Bahan baku (raw material), yaitu bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
b. Barang dalam proses (material in process), yaitu barang yang belum selesai dalam proses produksi. Barang-barang tersebut menunggu dalam antrian untuk diproses lebih lanjut.
c. Barang jadi9finished goods), yaitu barang yang telah menyelesaikan proses produksi, tetapi belum dijual atau didistribusikan kepada konsumen.
Persediaan yang terlalu banyak akan menciptakan kebutuhan akan tenaga kerja dan perlengkapan yang lebih banyak, serta uang yang lebih luas untuk mengangkut dan menyimpan persediaan, dalam hal ini tentunya hanya akan menambah investasi modal yang tidak perlu. Oleh sebab itu, selain dengan menggunakan cara tradisional, pengelolaan persediaan juga dapat dilakukan dengan model Just In Time atau JIT (tepat pada waktunya). Model ini menempatkan pemasokbahan baku produksi sebagai mitra usaha. Para pemasok dibina dan diperlakukan sebagai bagian dari perusahaan yang dipasok bahan bakunya.
Model JIT dapat diterapkan jika pemasoknya benar-benar professional (barang bagus kualitasnya dan tepat waktu), sedangkan model tradisional diterapkan jika pemasok memberi kepuasan atas harga dan kualitas barang yang dipasoknya. Harga dalam modal JIT bukan hal yang utama karena dapat digunakan negosiasi. Hal yang utama bagi perusahaan adalah ketepatan waktu dan kualitas barang yang dipasok (efisiensi biaya).
2. Layout Fasilitas Produksi
Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan mesin, peralatan, gedung, dan kegiatan-kegiatandi dalam produksi. Tujuan pokok dari layout pabrik adalah untuk:
a. Meminimalkan biaya pengangkutan dan penanganan.
b. Memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor.
c. Mendapatkan penggunaan ruang yang efisien bagi karyawan maupun bagi penyimpanan.
d. Mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan.
e. Melakukan pekerjaan yang efisien.
Layout dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Process Layout
Process layout disebut juga dengan functional layout/job layout, yaitu penusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) di mana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat tertentu.
b. Product Layout
Product layout merupakan peraturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Penggunaan layout ini dianggap lebih ekonomis dan produk lebih cepat dihasilkan. Penyusunan product layout ini harus dipertimbangkan karena akan menimbulkan biaya yang cukup tinggi. Jika terjadi perubahan desain produk, layout menjadi usang sehingga perlu disusun kembali.
3. Peralatan yang Perlu Disediakan
Ada dua hal yang dipertimbangkan wirausaha dalam menyediakan peralatan, yaitu sisi ekononis, dan prestise. Wirausaha yang ekonomis akan sangat memperhatikan efisiensi dalam membeli peralatan. Ia hanya akan membeli peralatan yang sangat dibutuhkan. Beberapa peralatan dapat diperoleh di pasar barang bekas sepereti rak, kursi, dan meja. Saat usahanay telah maju, ia akan membeli peralatan yang baru dan mewah yang menimbukan prestise. Sedangkan wirausaha yang menjaga prestise akan selalu membeli peralatan yang lengkap, baaaru, serta mahal. Hal yang demikian tidaklah salah, asal sesuai dengan rencana yang akan dikembangkan.
C. MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA
Sehebat apapun usaha yang dijalankan, system manajemen mutu yang baik, dan pandainya seorang wirausaha, namun bila tidak mengetahuo cara mengolah sumber daya manusia (SDM) maka usaha akan berjalan pelan dan tidak memiliki produktivitas yang tinggi.
Seorang wirausaha harus tahu bagaimana memotivasi SDM. Motivasi jika diibaratkan dalam system kemudi kendaraan, maka ia adalah ‘pedal gas’. Jika gasnya terlalu kencang akan berbahaya dan jika tidak ditekan gasnya, kendaraan tidak akan berjalan. Sementara system manajemen mutu itu senndiri bagaikan system kendali dalam kendaraan, yaitu sebagai quality control-nya (rem pada kendaraan). Jadi keduanya adalah alat kendali yang paling penting bagi usaha yang sudah dimulai dan dijalankan.
Kreativitas, ketahanan fisik, kekuatan pikiran, dan nilai tambah 9value added) dari karyawan tidaklah cukupuntuk membuat sebuah usaha berkembang. Ada dua hal yang harus diketahuioleh seorang wirausaha dalam mengidentifikasi dan memberdayakan karyawannya, yaitu:
1. Berdasarkan kemauan untuk bekerja, dan
2. Berdasarka kemampuan kerja di bidangnya.
Kondisi 1
Kaaryawan mamou dan mau kerja (termotivasi)
Hal yang dapat dilakukan wirausaha adalah memperlebar tanggung jawab pekerjaan dengan penambahan tunjangan, promosi jabatan dengan posisi baru, dan memberikan tantangan baru.
Kondisi 2
Karyawan mau bekerja (termotivasi) tetapi belum mampu mengerjakannya.
Hal yang dapat dilakukan wirausaha adalah mensurvei/menanyakan apakah ia suka dan cocok di pekerjaan tersebut. Jika tidak, maka dapat dipindahkan, atau jika memang menyukai pekerjaan tersebut, maka berilah pelatihan (training), dan lengkapi dirinya dengan keterampilan.
Kondisi 3
Karyaawan mampu melakukan pekerjaan tersebut tetapi tidak termotivasi.
Hal yang dapat dilakukan wirausaha adalah dengan melakukan diskusi, survey, dan tanya-jawab tentang kecocokan dirinya dengan jenis pekerjaan tersebut. Jika tidak cocok dengen pekerjaan tersebut, kemungkinan yang timbul adalah gaji yang tidak sesuai dengan tanggung jawab serta beban kerjanya. Jika cocok dengan pekerjaan dan bidangnya, lakukan evaluasi beban pekerjaan, dan mungkin dapat diberdayakan untuk ditingkatkan posisinya dan berilah tantangan yang lebih besar.
Kondisi 4
Karyawan tidak mau bekerja (termotivasi) dan tidak mampu untuk dipekerjakan lagi. Cari tahu alas an ia tidak termotivasi. Jika tetap tidak termotivasi, berarti ia sudah tidak berkontribusilagi bagi usaha Anda dan sudah tidak produktif. Dan jika masih bias dan terus termotivasi, teruslah memotivasinya dan pantau dengan baik hingga semakin berkembang. Namun, jika dalam jangka waktu tiga bulan tidak termotivasi dan tidak mampu melaksanakan pekerjaannya jangan dipaksa, dan biarkan ia mencari pekerjaan baru.
Alasan dan manfaat pentingnya motivasi bagi seseorang dan sebuah tim/organisasi adalah:
1. Menularkan energi bagi yang lainnya.
2. Dapat membawa tim menuju kesuksesan.
3. Mempunyai itngkat produktivitas yang tinggi.
4. Calon-calon pemimpin bagi masa dating bagi perusahaan.
5. Menjadi contoh bagi yang lain.
6. Meringankan pekerjaan tim bila ada yang termotivasi.
Wirausaha perlu mengambil tindakan yang mungkin dan dapat dilakukan untuk memotivasi. Namun ada hal yang perlu diketahui terlebih dahulu mengapa manajemen gagal atas konsep motivasi itu sendiri, yaitu:
1. Gagal menerapkan teori kebutuhan dari Maslow dalam organisasi dan individu dalam mengidentifikasi kebutuhan karyawan untuk perencanaan motivasi.
2. Tidak melakukan penilaian kinerja untuk melihat prestasi kerja karyawannya.
3. Tidak melakukan pengayaan [ekerjaan (job enrichment).
4. Tidak mengetahui tiga kriteria dalam proses motivasi, yaitu:
a. Tersedianya sasaran kerja, contohnya adalah organisasi berjalan tanpa visi dan arah yang jelas.
b. Nilai sasaran kerja. Seberapa besar kemungkinan bahwa imbalan yang ditawarkan dapat memuaskan sasran kerja seorang karyawan.
c. Kemungkinan persepsi usaha-imbalan
@ apakah pemimpin memberikan imbaan yang konsisten dan peraturannya jelas?
@ bagaimana tata cara dan kriterianya?
@ wajarkah nilai imbalan tersebut dengan target kerja yang ditentukan?
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
1. Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah keegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin juga jasa.
Pada hakikatnya, kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa man (orang/tenaga kerja) money (uang/dana), material(bahan-bahan), baik bahan baku maupun bahan pembantu, dan methode (metode).
2. Proses Produksi
Proses produksi sebagai kegiatan pembuatan, pengubahan, dan penciptaan untuk meningkatkan nilai suatu barang merupakan kegiatan yang perlu dikelola secara efisien. Sifat produksi adalah mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual atau dengan menggunakan peralatan, sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih dari barang semula.
a. Proses Produksi Terus-Menerus dan Berseling
1) Proses produksi terus-menerus (continuous process of productions)
Proses produksi terus-menerus adalah suatu proses produksi yang bahan aku untuk produksinya mengalir secara berurutan melalui beberapa tahap pengerjaan sampai akhirnya menjadi barang jadi.
2) Proses produksi berselingan (intermittent process of production)
Proses produksi berseling adalah proses produksi yang terputus-putus, dimana proses produksi tidak dilakukan secaara berurutan.
b. Tata Letak Mesin
Tata letak mesin harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keserasian proses produksi yang tentunya meliputi penyimpanan dan jalan untuk kelancaran arus bahan baku di pabrik, urutan dan cara pengerjaan yang harus dilakukan sampai menjadi produk akhir.
Pola pemilihan tata letak mesin antara lain diprngaruhi oleh:
1) Sifat produksi,
2) Urutan produksi,
3) Macam hasil produksi,
4) Perlengkapan dan peralatan yang digunakan.
Dalam pelaksanaan tata letak mesin, secara teoritis maupun kenyataan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu lay-out by product, lay out by process, dan lay out stationary.
3. Produk Satuan, Massa, dan Pesanan
Pada dasarnya terdapat empat macam sifat produk, yaitu :
a. Produk Satuan
Produk satuan, yaitu pembuatan sesuatu barang yang dibuat secara khusus, biasanya ditujukan untuk kepentingan perseorangan karena pesanan atau pihak produsen sengaja membuat khusus.
b. Produk Massa
Produk massa, yaitu pembuatan barang dalam jumlah partai besar (massa/massal), biasanya diproduksi untuk kepentingan umum (orang banyak).
c. Produk Seri
Pada dasarnya ada dua macam produk seri yaitu satuan seri yang pada prinsipnya adalah produksi satuan dan produksi massa/masal. Namun, kaarena suatu permintaan maka kemudian timbul produk secara berseri .
d. Produk Pesanan
Produk pesanan adalah kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan (job lot) dari pelanggan.
D. Mengelola Keuangan
1. Administrasi Keuangan
Administrasi keuangan sangat penting sekali didalam rangka peningkatan dan mmepertahankan kontunuitas perusahaan. Adapun yang menjadi sasaran utama daripada pengaturan administrasi keuangan adalah peristiwa-peristiwa yang berhubunga dengan keuangan. Peristiwa keuangan tersebut mengakinatkan bagian keuangan di kantor perusahaan usaha jasa perdagangan menyusun dan mengatur administrasi keuangan, diantaranya:
a. Mencatat keluar-masuknya uang perusahaan;
b. Menguraikan dan menganalisis keuangan perusahaan;
c. Menggolongkan pos-pos keuangan yang diperlukan perusahaan, dan
d. Melaporkan peristiwa leuangan perusahaan.
Atas penyelenggaraan administrasi keuangan yang baik, maka akan memperoleh keterenga-keterangan-keteranga informasi, diantaranya:
a. Jumlah laba yang diperoleh,
b. Posisi harta, utang, dan modal perusahaan,
c. Kegiatan perusahaan seperti: penjualan, pemasaran, utang, piutang, persediaan barang dagangan,
d. Laporan pajak, laporan penghasilan dan lain sebagainya.
Alat-alat pengaturan administrasi keuangan perusahaan usaha jasa perdagangan siantaranya sebagai berikut:
a. Dokumen-dokumen buku administrasi.
b. Buku-buku harian/jurnal.
c. Buku besar.
d. Buku tambahan.
e. Neraca lajur.
f. Lapran-laporan.
2. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
a. Laporan Pada Saat Tertentu (Balance Sheet)
b. Laporan Pada Periode Tertentu
Laporan perusahaan posisi keuangan untuk suatu periode tertentu terdiri atas laporan berikut.
1) Laporan rugi/laba (income statement)
Laporan rugi/laba perusahaan adalah suatu laporan yang menunjukan tentang pendapatan, biaya, dan rugi/laba suatu perusahaan selama periode tertentu.
2) Laporan laba yang ditahan atau laporan perubahan modal ( retained earning statement)
Laporan laba yang ditahan merupakan salah satu dari laporan perubahan posisi keuangan yang berasal dari kegiatan usaha suatu perusahaan dala suatu periode tertentu.
1. Administrasi Kantor
Administrasi kantor adalah tempat dimana pekerjaan tata usaha dilakukan. Sara mengatur administrasi kantor adalah sebagai berikut:
a. Memilih danmenempatkan alat-alat perkantoran secara baik dan tertib.
b. Menyudun dan mengatur warkat-warkat.
c. Merinci dan membeli administrasi kantor.
d. Mengatur pesanan barang.
2. Mwlayani Pelanggan
Melayani pelanggan bukan oleh kepuasan barang dagangan yang dibelinya, tetapi prindip yang paling mendasar adalah dengan keadaan kantor yang layak dan harmonis sehingga dapat memuaskan para pelanggan.
Wara mengatur kantor perdagangan yang baik:
a. Tata ruangh kantor yang disusun sedemikian rupa agar pelanggan merasa betah dan puas.
b. Kantor perdagangan harus bersih, nyaman, dan tertib.
c. Kantor perdagangan harus punya ventilasi uadara, ruangan WC, ruangan tamu, ruangan arsip, dan sebagainya.
F. Memasarkan Produksi/Jasa
1. Melaksanakan Penelitian untuk Calon Pembeli
Penelitian untuk calon pembeli adalah merupakan suatu kegiatan sistematis dengan tujuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data-data yang bersangkutan atau pembeli dengan berbagai macam masalah pembeli hasil produksi perusahaan.
Cara melaksanakan penelitian untuk calon pembeli:
a. Observasi.
b. Ekdperimen.
c. Survei.
d. Wawancara.
2. Menetapkan Jenis Suatu Barang
Penentuan jenis-jenis suatu barang yang akan diproduksi berdasarkan atas pertimbangan pengaruh adanya kombinasi produk terhadap keuntunga, selera, dan keinginan konsumen. Dengan kata lain perusahaan harus dapat memilih kualitas barang dengan pertimbangan kepada pasar sasran demi segmen tertentu dan strategi para pesaingnya.
3. Menetapkan hHarga Penjualan
menetapkan harga penjualan sanagt penting sebab harga penjualan merupakan penentu untuk mengambil keuntungan yang diharapkan perusahaan.
4. Menyusun Strategi Penjualan
Adapun proses penyusunan strategi penjualan adaa\lah sebagai berikut:
a. Memperkirakan keadaan pasar
b. Menetapkan sasaran penjualan barang.
c. Menyusun program penjualan.
d. Meyusun jadwal kegiatan.
e. Mwnyusun anggaran belanja.
f. Adanya penafsiran kebijakan dan keputusan dalam penjualan.
g. Adanya pengadilan dan pengawasan dalam pelaksanaan penjualan.
5. Memberi Pelayanan Kepada Pembeli
Adapun proses memberikan pelayanan kepada pembeli adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan penuh kepada pembeli.
b. Mendorong para pembeli agar mau membeli.
c. Mendorong agar pembeli mau memiliki barang dagangan.
d. Memberikan motivasi agar terjadi transaksi jual beli.
A. PENDAHULUAN
Saperti perkataan wirausaha yang telah sukses dan juga para pakar bisnis, bahwa: “tidak ada satu strategi usaha yang paten untuk dijadikan patokan mutlak (absolut) dalam menjalankan sebuah usaha sampai dapat sukses”. Alasannya lingkungan ekonomi mikro dan makro dari sebuah usaha selalu berubah setiap waktunya, begitu juga situasi dan kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti.
Dalam siklus hidup usaha, masalah/hambatan akan selalu ada, mulai dari tahap awal (perkenalan) usaha, sampai dengan penurunan usaha. Tahap-tahap penting dalam siklus hidup usaha dan masalah perlu diketahui oleh seoraang wirausaha.
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Masalah yang sering dihadapi oleh seorang wirausaha saat mulai memperkenalkan usahanya adalah sebagai berikut:
a. Produknya tidak diterima di pasar.
b. Strategi promosi yang kurang meyakinkan konsumen.
c. Pemilihan lokasi yang tidak mewakili persepsi konsumen.
d. Ketidakcukupan kualitas produk untuk bersaing.
e. Ketidakcukupan modal untuk menjalankan usaha.
Pada tahap perkenalan, hendaknya wirausaha menggencarkan produksi untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat.
2. Tahap Peretumbuhan (Growth)
Pada tahap ini, usaha berada dalam kondisi menghasilkan laba. Wirausaha harus mulai berpikir untuk mengamankan kegiatan usaha dari setiap kejadian dan perubahan di pasar yang dapat menyebabkan kondisi perusahaan tidak stabil. Salahsatunya adalah dengan berhemat (efisiensi) dan menabung guna mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi.
3. Tahap Mapan (Mature)
Tahap ini merupakan tahap yang paling baik diantara tahap-tahap yang lain. Wirausaha harus membuat kreasi/inovasi usaha agar tidak terjadi penurunan usaha.salahsatunya dengan cara berpikkir kreatif untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Perubahan usaha, pasar, dan tren tidak selalu stabil dan tidak dapat diprediksi sehingga wirausaha harus terus mengamati dan mengikuti arah perubahan pasar, usaha, dan tren. Hal ini sebagai antisipasi terhadap kesulitan, dan masalah, serta untuk mendapatkan peluang untuk membawa kegiatan usaha keluar dari krisis. Pada tahap ini, usaha telah mengalami kemerosotan. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat penjualan/pendapatan dan berkurangnya kepuasan pelanggan sehingga membutuhkan kerja keras, kreativitas, dan strategi baru untuk membangkitkannya kembali.
Da setiap tahapan usaha, semuafaktor penggerak perubahan harus diperhatikan dalam melakukan penetapan kebijakan strategi usahanya.jadi, strategi usaha itu harus bersifat.
1. Dinamis, yaitu selalu mengikuti perkembangan dan perubahan zaman.
2. Efektif, yaitu dapat disesuaikan dengan perubahan arah persaingan dan pasarnaya.
3. Efisien, yaitu berorientasi pada factor biaya dan harga sebagai akibat biaya yang ditimbulkan oleh perubahan baik itu dari segi biaya produksi, biaya pemasaran, maupun distribusinya.
4. Antisipatif,yaitu dapat dikembangkan untuk disesuaikan dan dievaluasai menuju arah perubahan.
5. Fleksibel, yaitu tidak kaku dan dapat diperbarui.
B. MENGELOLA BAHAN DAN FASILITAS
1. Mengelola Bahan
Bahan adalah benda yang dapat dibuat sesuatu, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Persediaan bahan tidak harus dalam jumlah yang besar karena mengandung banyak risikodan masalah sepereti:
a. Risiko hilang dan rusak.
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi.
c. Risiko using.
d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar.
Sedangkan persediaan yang terlalu kecil mengandung risikokehabisan persediaan yang dapat merugikan wirausaha.
Jenis usaha yang memproduksi barang (manufaktur), biasanya memiliki tiga jenis persediaan bahan baku yang dihitung berdasarkan tingkat perputarannya, yaitu:
a. Bahan baku (raw material), yaitu bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
b. Barang dalam proses (material in process), yaitu barang yang belum selesai dalam proses produksi. Barang-barang tersebut menunggu dalam antrian untuk diproses lebih lanjut.
c. Barang jadi9finished goods), yaitu barang yang telah menyelesaikan proses produksi, tetapi belum dijual atau didistribusikan kepada konsumen.
Persediaan yang terlalu banyak akan menciptakan kebutuhan akan tenaga kerja dan perlengkapan yang lebih banyak, serta uang yang lebih luas untuk mengangkut dan menyimpan persediaan, dalam hal ini tentunya hanya akan menambah investasi modal yang tidak perlu. Oleh sebab itu, selain dengan menggunakan cara tradisional, pengelolaan persediaan juga dapat dilakukan dengan model Just In Time atau JIT (tepat pada waktunya). Model ini menempatkan pemasokbahan baku produksi sebagai mitra usaha. Para pemasok dibina dan diperlakukan sebagai bagian dari perusahaan yang dipasok bahan bakunya.
Model JIT dapat diterapkan jika pemasoknya benar-benar professional (barang bagus kualitasnya dan tepat waktu), sedangkan model tradisional diterapkan jika pemasok memberi kepuasan atas harga dan kualitas barang yang dipasoknya. Harga dalam modal JIT bukan hal yang utama karena dapat digunakan negosiasi. Hal yang utama bagi perusahaan adalah ketepatan waktu dan kualitas barang yang dipasok (efisiensi biaya).
2. Layout Fasilitas Produksi
Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan mesin, peralatan, gedung, dan kegiatan-kegiatandi dalam produksi. Tujuan pokok dari layout pabrik adalah untuk:
a. Meminimalkan biaya pengangkutan dan penanganan.
b. Memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor.
c. Mendapatkan penggunaan ruang yang efisien bagi karyawan maupun bagi penyimpanan.
d. Mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan.
e. Melakukan pekerjaan yang efisien.
Layout dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Process Layout
Process layout disebut juga dengan functional layout/job layout, yaitu penusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) di mana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat tertentu.
b. Product Layout
Product layout merupakan peraturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Penggunaan layout ini dianggap lebih ekonomis dan produk lebih cepat dihasilkan. Penyusunan product layout ini harus dipertimbangkan karena akan menimbulkan biaya yang cukup tinggi. Jika terjadi perubahan desain produk, layout menjadi usang sehingga perlu disusun kembali.
3. Peralatan yang Perlu Disediakan
Ada dua hal yang dipertimbangkan wirausaha dalam menyediakan peralatan, yaitu sisi ekononis, dan prestise. Wirausaha yang ekonomis akan sangat memperhatikan efisiensi dalam membeli peralatan. Ia hanya akan membeli peralatan yang sangat dibutuhkan. Beberapa peralatan dapat diperoleh di pasar barang bekas sepereti rak, kursi, dan meja. Saat usahanay telah maju, ia akan membeli peralatan yang baru dan mewah yang menimbukan prestise. Sedangkan wirausaha yang menjaga prestise akan selalu membeli peralatan yang lengkap, baaaru, serta mahal. Hal yang demikian tidaklah salah, asal sesuai dengan rencana yang akan dikembangkan.
C. MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA
Sehebat apapun usaha yang dijalankan, system manajemen mutu yang baik, dan pandainya seorang wirausaha, namun bila tidak mengetahuo cara mengolah sumber daya manusia (SDM) maka usaha akan berjalan pelan dan tidak memiliki produktivitas yang tinggi.
Seorang wirausaha harus tahu bagaimana memotivasi SDM. Motivasi jika diibaratkan dalam system kemudi kendaraan, maka ia adalah ‘pedal gas’. Jika gasnya terlalu kencang akan berbahaya dan jika tidak ditekan gasnya, kendaraan tidak akan berjalan. Sementara system manajemen mutu itu senndiri bagaikan system kendali dalam kendaraan, yaitu sebagai quality control-nya (rem pada kendaraan). Jadi keduanya adalah alat kendali yang paling penting bagi usaha yang sudah dimulai dan dijalankan.
Kreativitas, ketahanan fisik, kekuatan pikiran, dan nilai tambah 9value added) dari karyawan tidaklah cukupuntuk membuat sebuah usaha berkembang. Ada dua hal yang harus diketahuioleh seorang wirausaha dalam mengidentifikasi dan memberdayakan karyawannya, yaitu:
1. Berdasarkan kemauan untuk bekerja, dan
2. Berdasarka kemampuan kerja di bidangnya.
Kondisi 1
Kaaryawan mamou dan mau kerja (termotivasi)
Hal yang dapat dilakukan wirausaha adalah memperlebar tanggung jawab pekerjaan dengan penambahan tunjangan, promosi jabatan dengan posisi baru, dan memberikan tantangan baru.
Kondisi 2
Karyawan mau bekerja (termotivasi) tetapi belum mampu mengerjakannya.
Hal yang dapat dilakukan wirausaha adalah mensurvei/menanyakan apakah ia suka dan cocok di pekerjaan tersebut. Jika tidak, maka dapat dipindahkan, atau jika memang menyukai pekerjaan tersebut, maka berilah pelatihan (training), dan lengkapi dirinya dengan keterampilan.
Kondisi 3
Karyaawan mampu melakukan pekerjaan tersebut tetapi tidak termotivasi.
Hal yang dapat dilakukan wirausaha adalah dengan melakukan diskusi, survey, dan tanya-jawab tentang kecocokan dirinya dengan jenis pekerjaan tersebut. Jika tidak cocok dengen pekerjaan tersebut, kemungkinan yang timbul adalah gaji yang tidak sesuai dengan tanggung jawab serta beban kerjanya. Jika cocok dengan pekerjaan dan bidangnya, lakukan evaluasi beban pekerjaan, dan mungkin dapat diberdayakan untuk ditingkatkan posisinya dan berilah tantangan yang lebih besar.
Kondisi 4
Karyawan tidak mau bekerja (termotivasi) dan tidak mampu untuk dipekerjakan lagi. Cari tahu alas an ia tidak termotivasi. Jika tetap tidak termotivasi, berarti ia sudah tidak berkontribusilagi bagi usaha Anda dan sudah tidak produktif. Dan jika masih bias dan terus termotivasi, teruslah memotivasinya dan pantau dengan baik hingga semakin berkembang. Namun, jika dalam jangka waktu tiga bulan tidak termotivasi dan tidak mampu melaksanakan pekerjaannya jangan dipaksa, dan biarkan ia mencari pekerjaan baru.
Alasan dan manfaat pentingnya motivasi bagi seseorang dan sebuah tim/organisasi adalah:
1. Menularkan energi bagi yang lainnya.
2. Dapat membawa tim menuju kesuksesan.
3. Mempunyai itngkat produktivitas yang tinggi.
4. Calon-calon pemimpin bagi masa dating bagi perusahaan.
5. Menjadi contoh bagi yang lain.
6. Meringankan pekerjaan tim bila ada yang termotivasi.
Wirausaha perlu mengambil tindakan yang mungkin dan dapat dilakukan untuk memotivasi. Namun ada hal yang perlu diketahui terlebih dahulu mengapa manajemen gagal atas konsep motivasi itu sendiri, yaitu:
1. Gagal menerapkan teori kebutuhan dari Maslow dalam organisasi dan individu dalam mengidentifikasi kebutuhan karyawan untuk perencanaan motivasi.
2. Tidak melakukan penilaian kinerja untuk melihat prestasi kerja karyawannya.
3. Tidak melakukan pengayaan [ekerjaan (job enrichment).
4. Tidak mengetahui tiga kriteria dalam proses motivasi, yaitu:
a. Tersedianya sasaran kerja, contohnya adalah organisasi berjalan tanpa visi dan arah yang jelas.
b. Nilai sasaran kerja. Seberapa besar kemungkinan bahwa imbalan yang ditawarkan dapat memuaskan sasran kerja seorang karyawan.
c. Kemungkinan persepsi usaha-imbalan
@ apakah pemimpin memberikan imbaan yang konsisten dan peraturannya jelas?
@ bagaimana tata cara dan kriterianya?
@ wajarkah nilai imbalan tersebut dengan target kerja yang ditentukan?
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
1. Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah keegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin juga jasa.
Pada hakikatnya, kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa man (orang/tenaga kerja) money (uang/dana), material(bahan-bahan), baik bahan baku maupun bahan pembantu, dan methode (metode).
2. Proses Produksi
Proses produksi sebagai kegiatan pembuatan, pengubahan, dan penciptaan untuk meningkatkan nilai suatu barang merupakan kegiatan yang perlu dikelola secara efisien. Sifat produksi adalah mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual atau dengan menggunakan peralatan, sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih dari barang semula.
a. Proses Produksi Terus-Menerus dan Berseling
1) Proses produksi terus-menerus (continuous process of productions)
Proses produksi terus-menerus adalah suatu proses produksi yang bahan aku untuk produksinya mengalir secara berurutan melalui beberapa tahap pengerjaan sampai akhirnya menjadi barang jadi.
2) Proses produksi berselingan (intermittent process of production)
Proses produksi berseling adalah proses produksi yang terputus-putus, dimana proses produksi tidak dilakukan secaara berurutan.
b. Tata Letak Mesin
Tata letak mesin harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keserasian proses produksi yang tentunya meliputi penyimpanan dan jalan untuk kelancaran arus bahan baku di pabrik, urutan dan cara pengerjaan yang harus dilakukan sampai menjadi produk akhir.
Pola pemilihan tata letak mesin antara lain diprngaruhi oleh:
1) Sifat produksi,
2) Urutan produksi,
3) Macam hasil produksi,
4) Perlengkapan dan peralatan yang digunakan.
Dalam pelaksanaan tata letak mesin, secara teoritis maupun kenyataan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu lay-out by product, lay out by process, dan lay out stationary.
3. Produk Satuan, Massa, dan Pesanan
Pada dasarnya terdapat empat macam sifat produk, yaitu :
a. Produk Satuan
Produk satuan, yaitu pembuatan sesuatu barang yang dibuat secara khusus, biasanya ditujukan untuk kepentingan perseorangan karena pesanan atau pihak produsen sengaja membuat khusus.
b. Produk Massa
Produk massa, yaitu pembuatan barang dalam jumlah partai besar (massa/massal), biasanya diproduksi untuk kepentingan umum (orang banyak).
c. Produk Seri
Pada dasarnya ada dua macam produk seri yaitu satuan seri yang pada prinsipnya adalah produksi satuan dan produksi massa/masal. Namun, kaarena suatu permintaan maka kemudian timbul produk secara berseri .
d. Produk Pesanan
Produk pesanan adalah kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan (job lot) dari pelanggan.
D. Mengelola Keuangan
1. Administrasi Keuangan
Administrasi keuangan sangat penting sekali didalam rangka peningkatan dan mmepertahankan kontunuitas perusahaan. Adapun yang menjadi sasaran utama daripada pengaturan administrasi keuangan adalah peristiwa-peristiwa yang berhubunga dengan keuangan. Peristiwa keuangan tersebut mengakinatkan bagian keuangan di kantor perusahaan usaha jasa perdagangan menyusun dan mengatur administrasi keuangan, diantaranya:
a. Mencatat keluar-masuknya uang perusahaan;
b. Menguraikan dan menganalisis keuangan perusahaan;
c. Menggolongkan pos-pos keuangan yang diperlukan perusahaan, dan
d. Melaporkan peristiwa leuangan perusahaan.
Atas penyelenggaraan administrasi keuangan yang baik, maka akan memperoleh keterenga-keterangan-keteranga informasi, diantaranya:
a. Jumlah laba yang diperoleh,
b. Posisi harta, utang, dan modal perusahaan,
c. Kegiatan perusahaan seperti: penjualan, pemasaran, utang, piutang, persediaan barang dagangan,
d. Laporan pajak, laporan penghasilan dan lain sebagainya.
Alat-alat pengaturan administrasi keuangan perusahaan usaha jasa perdagangan siantaranya sebagai berikut:
a. Dokumen-dokumen buku administrasi.
b. Buku-buku harian/jurnal.
c. Buku besar.
d. Buku tambahan.
e. Neraca lajur.
f. Lapran-laporan.
2. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
a. Laporan Pada Saat Tertentu (Balance Sheet)
b. Laporan Pada Periode Tertentu
Laporan perusahaan posisi keuangan untuk suatu periode tertentu terdiri atas laporan berikut.
1) Laporan rugi/laba (income statement)
Laporan rugi/laba perusahaan adalah suatu laporan yang menunjukan tentang pendapatan, biaya, dan rugi/laba suatu perusahaan selama periode tertentu.
2) Laporan laba yang ditahan atau laporan perubahan modal ( retained earning statement)
Laporan laba yang ditahan merupakan salah satu dari laporan perubahan posisi keuangan yang berasal dari kegiatan usaha suatu perusahaan dala suatu periode tertentu.
1. Administrasi Kantor
Administrasi kantor adalah tempat dimana pekerjaan tata usaha dilakukan. Sara mengatur administrasi kantor adalah sebagai berikut:
a. Memilih danmenempatkan alat-alat perkantoran secara baik dan tertib.
b. Menyudun dan mengatur warkat-warkat.
c. Merinci dan membeli administrasi kantor.
d. Mengatur pesanan barang.
2. Mwlayani Pelanggan
Melayani pelanggan bukan oleh kepuasan barang dagangan yang dibelinya, tetapi prindip yang paling mendasar adalah dengan keadaan kantor yang layak dan harmonis sehingga dapat memuaskan para pelanggan.
Wara mengatur kantor perdagangan yang baik:
a. Tata ruangh kantor yang disusun sedemikian rupa agar pelanggan merasa betah dan puas.
b. Kantor perdagangan harus bersih, nyaman, dan tertib.
c. Kantor perdagangan harus punya ventilasi uadara, ruangan WC, ruangan tamu, ruangan arsip, dan sebagainya.
F. Memasarkan Produksi/Jasa
1. Melaksanakan Penelitian untuk Calon Pembeli
Penelitian untuk calon pembeli adalah merupakan suatu kegiatan sistematis dengan tujuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data-data yang bersangkutan atau pembeli dengan berbagai macam masalah pembeli hasil produksi perusahaan.
Cara melaksanakan penelitian untuk calon pembeli:
a. Observasi.
b. Ekdperimen.
c. Survei.
d. Wawancara.
2. Menetapkan Jenis Suatu Barang
Penentuan jenis-jenis suatu barang yang akan diproduksi berdasarkan atas pertimbangan pengaruh adanya kombinasi produk terhadap keuntunga, selera, dan keinginan konsumen. Dengan kata lain perusahaan harus dapat memilih kualitas barang dengan pertimbangan kepada pasar sasran demi segmen tertentu dan strategi para pesaingnya.
3. Menetapkan hHarga Penjualan
menetapkan harga penjualan sanagt penting sebab harga penjualan merupakan penentu untuk mengambil keuntungan yang diharapkan perusahaan.
4. Menyusun Strategi Penjualan
Adapun proses penyusunan strategi penjualan adaa\lah sebagai berikut:
a. Memperkirakan keadaan pasar
b. Menetapkan sasaran penjualan barang.
c. Menyusun program penjualan.
d. Meyusun jadwal kegiatan.
e. Mwnyusun anggaran belanja.
f. Adanya penafsiran kebijakan dan keputusan dalam penjualan.
g. Adanya pengadilan dan pengawasan dalam pelaksanaan penjualan.
5. Memberi Pelayanan Kepada Pembeli
Adapun proses memberikan pelayanan kepada pembeli adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan penuh kepada pembeli.
b. Mendorong para pembeli agar mau membeli.
c. Mendorong agar pembeli mau memiliki barang dagangan.
d. Memberikan motivasi agar terjadi transaksi jual beli.